d r e ∆ m e r !

  

Halo Wanita kuat

Bagaimana kabarmu hari ini?

Aku yakin kamu baik-baik saja

Walau terkadang kenyataan tidak demikian

 

Kamu bukanlah tandinganku

Kamu adalah wanita kuat yang pernah aku lihat

Logikaku selalu menolak

Semua kejadian dan pertimbangan akan perasaanmu

 

Aku yakin sebenarnya saat ini kamu sedang rapuh

Tapi bagaimana bisa kamu tetap tersenyum?

Bagaimana bisa kamu tetap berdiri tegak?

Siapa yang menguatkanmu?

 

Bukankah saat ini kamu kehilangan segalanya?

Logikaku berkata “kamu hancur”

Kamu berduka akan dirimu sendiri

Tapi tidak denganmu

 

Aku sendiri tidak ingin membayangkan berada diposisimu

Aku akan menolak dengan lantang

Dan kamu, terus menangis serta menjerit dalam hati

 

Kamu hebat,

Aku berduka akan dirimu

Tapi aku bangga melihatmu

Aku yakin hal yang baik menantimu didepan sana

 

 

 

Terlihat terang namun gelap.

Terlihat dingin ternyata hangat.

 

Apapun yang kamu lihat belum tentu sesuai dengan apa yang kamu rasakan.

Ketika keduanya bersatu akan ada perasaan mengerti,

Mengerti akan apa yang terjadi.

 

Semakin lama kamu juga akan mengatuhi apa yang sebenarnya kamu inginkan

Sisi lain dunia mengajarkan berbagai hal

Membuatmu bertemu hal baru,

 

Sisi lain dari dirimu akan hadir disana

Mengikuti hasrat sesaat yang bisa membuatmu mati

Pelan – pelan kamu akan menjadi orang lain

 

Jangan takut, itu hanya cerita lama

Tanpa sisi lain dunia kamu bukanlah apa-apa

Jika kamu terjebak janganlah menyesal.

Kamu yang memutuskan dunia mana yang ingin kamu tinggali

 

Tapi pernahkah kamu berfikir untuk tinggal di kedua sisi dunia itu?

Bukankah akan menjadi lebih baik?

Kamu akan lebih mengetahui berbagai macam keadaan yang bisa menyelamatkanmu dimasa depan.

Dan tahu bagaimana caranya bertahan.

 

Satu kemajuan ketika bisa membuat harapan.

Satu kemajuan yang sangat besar ketika bisa menundukan kepala dan mengucapkan apa yang diinginkan.

Satu kemajuan yang besar ketika bisa mengucapkan selamat kepada diri sendiri.

Dan satu kemajuan ketika benar-benar tersenyum dengan tulus.

 

Hari yang sama ketika harus menggantikan seseorang,

Bulan yang sama ketika harus kehilangan segalanya

Dan waktu yang sama harus menerima semua keadaan.

 

Bukanlah hal mudah untuk menerimanya,

Seketika berharap semua hanya ilusi dan tidak akan mempengaruhi

Ternyata salah, mulai dari sini terasa seperti siksaan

 

Berhenti membuat harapan,

Mejadikannya sebagai formalitas.

Hanya bisa tersenyum tipis dan berkata terima kasih.

Tanpa ekspresi, tanpa rasa syukur dan tanpa rasa bahagia.

 

Merayakannya seperti kembali kemasa lalu.

Mengingat kembali hingga membuat sesak.

Empat puluh delapan bulan waktu yang cukup untuk menerima segalanya

Namun baru satu langkah saja yang dilalui,

Entah berapa banyak langkah lagi yang harus dilalui.

 

 

Sedikit penasaran apa yang akan terjadi di tahun berikutnya?

Apakah langkah kaki ini tetap maju,

Diam ditempat,

Atau mundur.